
Syarat dan Rukun Umroh: Perbedaan Kewajiban dan Sunnah dalam Pelaksanaannya
Hallo, Sahabat Dinar, ibadah umroh merupakan bentuk ibadah yang sangat diidamkan oleh umat Muslim, bukankah begitu? Dalam tata cara pelaksanaannya, umroh memiliki rukun dan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar ibadah ini sah di mata Allah SWT. Meski sering dianggap mirip dengan haji, ibadah umroh memiliki kekhususan tersendiri, terutama terkait perbedaan antara kewajiban dan sunnah dalam pelaksanaannya. Di artikel ini Dinar akan mengulas secara lengkap tentang syarat-syarat dan rukun umroh, serta membahas perbedaan antara kewajiban dan sunnah dalam ibadah umroh.
Pengertian Umroh
Umroh secara harfiah berarti “berkunjung ke tempat yang dihormati.” Dalam konteks ibadah Islam, umroh merujuk pada kunjungan ke Baitullah (Ka’bah) di Mekah dengan niat beribadah, melalui beberapa ritual khusus seperti thawaf, sa’i, dan tahallul. Umroh sering disebut sebagai “haji kecil” karena tata cara dan ritualnya mirip dengan haji, namun dilakukan tanpa wukuf di Arafah dan dapat dilaksanakan kapan saja sepanjang tahun.
Syarat-Syarat Umroh
Sebelum melakukan umroh, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim. Syarat-syarat ini menentukan apakah seseorang berhak dan diwajibkan untuk melaksanakan umroh. Berikut adalah syarat-syarat tersebut:
1. Beragama Islam
Ibadah umroh hanya dapat dilakukan oleh orang yang beragama Islam. Seseorang harus menjadi seorang Muslim untuk menjalankan ibadah ini, karena umroh merupakan salah satu ibadah yang berkaitan langsung dengan keyakinan dan pengabdian kepada Allah SWT.
2. Baligh dan Berakal
Seorang jamaah umroh harus sudah baligh (dewasa) dan berakal (tidak gila). Anak-anak yang belum mencapai usia baligh atau orang yang mengalami gangguan mental tidak diwajibkan melaksanakan ibadah umroh.
3. Mampu secara Fisik dan Finansial
Mampu dalam hal ini berarti mampu secara fisik untuk melakukan serangkaian ritual umroh, serta mampu secara finansial untuk membiayai perjalanan, akomodasi, dan kebutuhan selama di Tanah Suci. Orang yang tidak mampu dari segi kesehatan atau finansial tidak diwajibkan untuk menunaikan ibadah umroh.
4. Mahram bagi Wanita
Bagi wanita, ada syarat tambahan berupa keberadaan mahram, yaitu pria yang merupakan kerabat dekat seperti suami, ayah, saudara laki-laki, atau anak laki-laki. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan wanita selama perjalanan umroh. Meski begitu, dalam kondisi tertentu, beberapa ulama memperbolehkan wanita melakukan umroh tanpa mahram jika dia berangkat dengan kelompok yang aman.
5. Mengurus Dokumen Perjalanan dan Visa
Syarat teknis namun penting dalam pelaksanaan umroh adalah memiliki dokumen-dokumen perjalanan yang sah, seperti paspor yang berlaku dan visa umroh. Dokumen ini diperlukan untuk memasuki wilayah Arab Saudi dan menjalankan ibadah di Tanah Suci.
Rukun Umroh
Selain syarat, dalam pelaksanaan umroh terdapat beberapa rukun yang harus dijalankan oleh jamaah. Rukun umroh adalah langkah-langkah yang wajib dipenuhi agar ibadah umroh sah di mata syariat. Jika salah satu rukun tidak dipenuhi, maka ibadah umroh dianggap batal. Ada lima rukun utama dalam umroh:
1. Ihram
Ihram adalah niat untuk memulai ibadah umroh dan memasuki kondisi suci. Ihram harus dilakukan di miqat, yaitu tempat atau batas geografis yang telah ditentukan. Saat memasuki ihram, jamaah wajib mengenakan pakaian ihram (bagi laki-laki) dan mematuhi larangan-larangan ihram, seperti tidak memotong kuku, mencukur rambut, atau menggunakan wangi-wangian.
2. Thawaf
Thawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan arah berlawanan dengan jarum jam. Thawaf dimulai dari Hajar Aswad dan setiap putaran diiringi dengan doa, dzikir, dan rasa khusyuk sebagai bentuk penghormatan kepada Allah SWT.
3. Sa’i
Setelah thawaf, jamaah melakukan sa’i, yaitu berlari-lari kecil antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Ritual ini mengingatkan kita pada perjuangan Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang berlari mencari air untuk anaknya, Nabi Ismail.
4. Tahallul
Tahallul adalah mencukur atau memotong sebagian rambut sebagai tanda keluar dari ihram dan kembali ke keadaan normal. Jamaah laki-laki disunnahkan untuk mencukur habis rambutnya, sedangkan jamaah wanita cukup memotong sebagian kecil ujung rambutnya.
5. Tertib
Tertib berarti melaksanakan seluruh rukun umroh secara berurutan, mulai dari ihram hingga tahallul. Jika urutan ini tidak diikuti, maka umroh tidak sah.
Kewajiban dalam Umroh
Selain rukun, ada juga kewajiban yang harus dipenuhi dalam ibadah umroh. Berbeda dengan rukun, kewajiban dalam umroh adalah hal-hal yang jika ditinggalkan, ibadah umroh tetap sah tetapi harus membayar dam (denda). Kewajiban-kewajiban dalam umroh antara lain:
1. Melakukan Ihram di Miqat
Jamaah wajib memulai ihram dari miqat yang telah ditentukan. Jika jamaah melewati miqat tanpa berniat ihram, mereka harus kembali ke miqat untuk memulai ihram, atau membayar dam.
2. Menjaga Larangan-larangan Ihram
Selama berada dalam kondisi ihram, jamaah harus menjaga diri dari larangan-larangan ihram, seperti tidak boleh memotong rambut, kuku, tidak boleh berburu, atau berhubungan suami istri. Jika melanggar larangan ini, jamaah wajib membayar dam.
Sunnah dalam Umroh
Selain kewajiban, ada beberapa amalan sunnah dalam umroh yang dianjurkan untuk dilakukan. Meskipun tidak wajib, melaksanakan amalan sunnah ini dapat menambah pahala dan kesempurnaan ibadah umroh. Beberapa sunnah dalam umroh antara lain:
1. Shalat dua rakaat di Maqam Ibrahim
Setelah thawaf, jamaah disunnahkan untuk salat dua rakaat di dekat Maqam Ibrahim sebagai tanda syukur dan penghormatan kepada Allah. Namun, jika tempat tersebut terlalu ramai, salat dapat dilakukan di tempat lain di sekitar Masjidil Haram.
2. Meminum Air Zamzam
Setelah thawaf, meminum air zamzam adalah salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan. Air zamzam dipercaya memiliki banyak keberkahan dan khasiat.
3. Memperbanyak Doa di Multazam
Multazam adalah tempat di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah yang diyakini sebagai salah satu tempat mustajab untuk berdoa. Jamaah disunnahkan untuk berdoa di sini setelah thawaf.
4. Memakai wangi-wangian sebelum Ihram
Sebelum memasuki ihram, disunnahkan bagi jamaah untuk memakai wangi-wangian. Namun, setelah ihram dimulai, penggunaan wangi-wangian dilarang.
Perbedaan Antara Kewajiban dan Sunnah dalam Umroh
Perbedaan utama antara kewajiban dan sunnah dalam umroh terletak pada konsekuensi jika ditinggalkan. Kewajiban dalam umroh, seperti memulai ihram di miqat, harus dipenuhi. Jika tidak, jamaah wajib membayar dam untuk menutupi kekurangan tersebut. Namun, jika amalan sunnah seperti meminum air zamzam atau salat di Maqam Ibrahim ditinggalkan, tidak ada dam atau denda, tetapi jamaah kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pahala tambahan.
Kesimpulan
Seperti yang Sahabat Dinar ketahui, ibadah umroh adalah salah satu bentuk pengabdian yang mulia kepada Allah SWT. Untuk menjalankan ibadah ini dengan baik, setiap jamaah perlu memahami perbedaan antara rukun, kewajiban, dan sunnah. Rukun umroh merupakan bagian penting yang harus dipenuhi agar umroh sah, sedangkan kewajiban memiliki konsekuensi berupa dam jika ditinggalkan. Di sisi lain, amalan sunnah adalah anjuran yang menambah kesempurnaan ibadah tanpa konsekuensi jika tidak dilakukan. Dengan memahami hal ini, diharapkan setiap jamaah dapat melaksanakan ibadah umroh dengan lebih khusyuk dan sempurna, serta meraih pahala dan keberkahan yang maksimal ya Sahabat.
Dinar Umrah menggunakan system dari Super System Tehnology yang memungkinkan siapa saja yang merasa belum memungkinkan untuk Umrah dan Haji menjadi mungkin.
